Site tempat berbagi aneka Berita dan Pengetahuan+Tutorial adobe photoshop
Kamis, Desember 27, 2012
Bahaya Pemanasan Global dari Kutub Selatan
KUTUB Selatan berpotensi menjadi penyumbang terbesar gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Mengapa?
Ilmuwan dari sejumlah universitas seperti Bristol, Utrecht, California dan Alberta mengkhawatirkan gas metana dalam jumlah besar yang tersimpan di lapisan es Kutub Selatan. Jika es meleleh, gas ini akan dilepaskan ke udara.
"Lapisan es Antartika (Kutub Selatan) ini memiliki mengandung metana, meski memang belum bisa benar-benar dipastikan," ujar para ilmuwan.
Gas metana tersebut tersimpan dalam es sebagai methane hydrate selama berabad-abad di dasar laut. Methane hydrate tersebut dalam bentuk air es dan meski jumlahnya besar, kondisinya cukup stabil.
Saat suhu naik, hydrate akan terpecah dan melepaskan gas metana dari dasar laut yang kemudian akan terlarut di air laut. Metana yang terjebak, dilepaskan permukaan laut dan akan berada di atmosfer hingga 15 tahun, mempercepat pemanasan global.
Pada tahun 2008, pakar dari Amerika Serikat dan Rusia memperkirakan 0,5 ton metana dilepaskan ke atmosfer per tahun. Setidaknya 1.400 gigaton karbon dalam bentuk metana dan methane hydrates ada di bawah es abadi Kutub Utara.
Menyusut
Jumlah lapisan es di Antartika terus menyusut. Ternyata, dari sebuah studi terbaru, diketahui bahwa tak hanya mencair karena cuaca panas, es di kutub selatan itu juga meleleh di bagian bawahnya karena tergerus arus air hangat yang mengalir di sana. Itu artinya, penelitian ini menyimpulkan kenaikan tingkat permukaan laut di masa depan naik jauh lebih cepat dibandingkan prediksi para ilmuwan.
Bongkahan es di area barat Antartika kehilangan ketebalan hingga tujuh meter lapisan es yang mengapung, setiap tahunnya. Dan ternyata, pemanasan global membawa akibat tak langsung bagi penipisan ketebalan lapisan es yakni dengan membuat air laut jadi lebih hangat.
Sebelum studi ini, peneliti berasumsi bahwa penurunan ketebalan lapisan es secara umum diakibatkan udara yang menghangat.
"Menggunakan satelit pemantau es milik NASA, kami mendapati bahwa udara yang lebih hangat saja tidak akan cukup untuk menjadi jawab terhadap apa yang terjadi di Antartika," ungkap Hamish Pritchard, glaciolog dari British Antartic Survey yang melakukan penelitian. "Pemantauan lebih mendalam menemukan rangkaian kejadian yang dapat menjelaskan bagaimana lapisan es menyusut," ucap pakar tadi. (ic/gc-bh)
Sumber : Analisa
Galery Berita Unik Dan Menarik
Galery Berita unik dan Menarik Updated at: 12/27/2012 05:07:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Xpresikan Komentar sobat disini sesuka hati, sesuai dengan Tuntunan Demokrasi dan tanpa menyakiti siapapun yang tak layak disakiti !!!
No Spam
No Life Link
No Sara
No Teror