Ketika pemerintah China akan memperlebar jalan raya di derah Zhejiang, maka penduduk yang rumahnya kebetulan terlewati oleh jalan raya tersebut terpaksa harus di gusur, tentu setelah mendapat ganti rugi yang setimpal dari pemerintah.
Namun sampai jalan raya itu selesai dikerjakan, bahkan telah dibuka untuk umum, masih ada satu rumah yang belum digusur dan dirobohkan dari lokasi pembuatan jalan, itulah rumah milik keluarga Baogen Luo. Kini Baogen Luo bersama istrinya tinggal dirumah yang berdiri ditengah-tengah jalan raya.
Meski pasokan listrik dan air kerumahnya tetap mencukupi, namun Baogen Luo dan istrinya mulai terganggu kenyamanannya ketika jalan raya itu mulai dioperasikan. Dan karena banyak dilewati oleh lalulalang kendaraan, rumah mereka jadi rentan terhadap aksi perampokan.
Sebenarnya pemerintah setempat telah berkali-kali melakukan negosiasi agar Baogen Luo mau hengkang dari tempat tinggalnya. Namun berkali-kali juga Baogen Luo menolak tawaran yang diajukan pemerintah.
Kompensasi sebesar US$ 41,573 dan dua rumah kecil yang coba ditawarkan pemerintah ditolak oleh Baogen Luo. Dia menganggap itu masih terlalu kecil dan tidak sebanding dengan apa yang telah ia keluarkan ketika merenovasi rumah tersebut.
Undang-undang di China memang menyatakan bahwa jika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, penghancuran properti pihak lain adalah sebuah tindakan ilegal.
Tapi ternyata,kasus yang menimpa rumah keluarga Baogen Luo ini bukan yang pertama dan satu-satunya di China. Ada beberapa kasus yang serupa dengan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Xpresikan Komentar sobat disini sesuka hati, sesuai dengan Tuntunan Demokrasi dan tanpa menyakiti siapapun yang tak layak disakiti !!!
No Spam
No Life Link
No Sara
No Teror