Jika sebagian ibu merasa sedih tidak bisa memberikan air susu ibu (ASI) secara cukup kepada bayinya karena kesulitan mengeluarkan ASI, Nyonya Luo, asal Chongqing, Provinsi Sichuan, China, justru lain. Setiap hari dia mengaku bisa mengeluarkan ASI hampir tiga liter.
Jumlah itu tentu lebih dari cukup untuk dinikmati putrinya yang berumur enam pekan Shan Shan. Agar tidak mubazir, ASI-nya pun juga terpaksa dinikmati oleh ibunya (nenek Shan Shan), suami Luo sendiri dan ibu mertuanya. Tapi tetap saja, banyak ASI yang terbuang karena tidak habis dikonsumsi mereka semua.
Hingga akhirnya ibu mertua Nyonya Luo mengatakan bahwa susu yang mereka minum itu terlalu banyak. Oleh karena itu, mertua Ny Luo memberikan saran agar Ny Luo memandikan bayinya dengan ASI yang melimpah itu.
“Kenapa susu itu tidak dimanfaatkannya untuk memandikan bayi. Dia pun akhirnya menerima saran saya,” kata mertua Ny Luo seperti dikutip kantor berita China News, Minggu (15/3).
Setelah memandikan Shan Shan beberapa hari dengan ASI, Ny Luo ternyata mengaku cukup puas dengan saran itu. Menurut dia, anaknya kini memiliki kulit yang lebih lembut dan putih sejak dimandikan dengan ASI.
Meski demikian Luo tetap saja merasa tidak nyaman dengan hal itu. Dia berniat untuk menyumbangkan ASI-nya kepada yang lebih membutuhkan.
Penelusuran Surya di situs Departemen Kesehatan (Depkes) RI dan situs Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (www.fda.gov/fdac/feature) mendapati informasi bahwa produksi ASI 2 liter per hari yang dialami seorang ibu adalah hal yang wajar. Pada dasarnya produksi ASI itu mengikuti kebutuhan dari bayi yang dilahirkannya.
“ASI sendiri sebenarnya tak pernah kurang, karena produksinya akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Bahkan ada ibu yang produksi ASI-nya bisa sampai 2 liter per hari,” terang dr Utami Roesli Sp.A, MBA, dalam situs yang dikutip Surya dari Departemen Kesehatan.
Dijelaskan konsultan laktasi dari International Board Certified Lactation Consultant (IBCLC) itu, ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi.
Di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, umumnya ibu akan memproduksi ASI lebih dari kapasitas yang dibutuhkan bayi. Namun memasuki minggu ke-6 hingga bulan ke-3, kadar prolaktin yang tinggi akan mulai berkurang bertahap hingga akhir masa menyusui. “Pada masa itu payudara terasa tidak penuh, rembesan ASI berkurang,. Hal ini normal terjadi,” paparnya.
Bagi para ibu yang produksi ASI-nya melimpah, ASI dapat disimpan. Namun untuk mengeluarkan ASI tidaklah menggunakan peralatan pompa manual yang banyak dijual di apotek dan toko-toko. Sebab, penyeditan ASI dengan pompa itu bisa merusak jaringan payudara, dan proses sterilisasi peralatannya diragukan. Disarankan menggunakan pompa listrik, atau sistem perah tiga jari yang bisa dipelajari di klinik-klinik laktasi.
ASI yang telah diperah sebaiknya disimpan di dalam botol-botol kecil yang sudah disterilkan, sehingga dapat digunakan sesuai kebutuhan. ASI yang telah dipanaskan tidak bisa disimpan kembali di dalam termos ataupun lemari pendingin.
Ketahanan ASI bervariasi antara enam jam hingga tiga bulan tergantung media penyimpanannya. ASI yang disimpan di suhu kamar hanya bertahan 6-8 jam. Jika ditempatkan dalam lemari es bisa bertahan 2 X 24 jam. Sedangkan disimpan di freezer khusus pada lemari es dua pintu, ketahanan ASI bisa mencapai tiga bulan. Berlimpah, Air Susu Ibu Dipakai Mandi
Jika sebagian ibu merasa sedih tidak bisa memberikan air susu ibu (ASI) secara cukup kepada bayinya karena kesulitan mengeluarkan ASI, Nyonya Luo, asal Chongqing, Provinsi Sichuan, China, justru lain. Setiap hari dia mengaku bisa mengeluarkan ASI hampir tiga liter.
Jumlah itu tentu lebih dari cukup untuk dinikmati putrinya yang berumur enam pekan Shan Shan. Agar tidak mubazir, ASI-nya pun juga terpaksa dinikmati oleh ibunya (nenek Shan Shan), suami Luo sendiri dan ibu mertuanya. Tapi tetap saja, banyak ASI yang terbuang karena tidak habis dikonsumsi mereka semua.
Hingga akhirnya ibu mertua Nyonya Luo mengatakan bahwa susu yang mereka minum itu terlalu banyak. Oleh karena itu, mertua Ny Luo memberikan saran agar Ny Luo memandikan bayinya dengan ASI yang melimpah itu.
“Kenapa susu itu tidak dimanfaatkannya untuk memandikan bayi. Dia pun akhirnya menerima saran saya,” kata mertua Ny Luo seperti dikutip kantor berita China News, Minggu (15/3).
Setelah memandikan Shan Shan beberapa hari dengan ASI, Ny Luo ternyata mengaku cukup puas dengan saran itu. Menurut dia, anaknya kini memiliki kulit yang lebih lembut dan putih sejak dimandikan dengan ASI.
Meski demikian Luo tetap saja merasa tidak nyaman dengan hal itu. Dia berniat untuk menyumbangkan ASI-nya kepada yang lebih membutuhkan.
Penelusuran Surya di situs Departemen Kesehatan (Depkes) RI dan situs Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (www.fda.gov/fdac/feature) mendapati informasi bahwa produksi ASI 2 liter per hari yang dialami seorang ibu adalah hal yang wajar. Pada dasarnya produksi ASI itu mengikuti kebutuhan dari bayi yang dilahirkannya.
“ASI sendiri sebenarnya tak pernah kurang, karena produksinya akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Bahkan ada ibu yang produksi ASI-nya bisa sampai 2 liter per hari,” terang dr Utami Roesli Sp.A, MBA, dalam situs yang dikutip Surya dari Departemen Kesehatan.
Dijelaskan konsultan laktasi dari International Board Certified Lactation Consultant (IBCLC) itu, ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi.
Di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, umumnya ibu akan memproduksi ASI lebih dari kapasitas yang dibutuhkan bayi. Namun memasuki minggu ke-6 hingga bulan ke-3, kadar prolaktin yang tinggi akan mulai berkurang bertahap hingga akhir masa menyusui. “Pada masa itu payudara terasa tidak penuh, rembesan ASI berkurang,. Hal ini normal terjadi,” paparnya.
Bagi para ibu yang produksi ASI-nya melimpah, ASI dapat disimpan. Namun untuk mengeluarkan ASI tidaklah menggunakan peralatan pompa manual yang banyak dijual di apotek dan toko-toko. Sebab, penyeditan ASI dengan pompa itu bisa merusak jaringan payudara, dan proses sterilisasi peralatannya diragukan. Disarankan menggunakan pompa listrik, atau sistem perah tiga jari yang bisa dipelajari di klinik-klinik laktasi.
ASI yang telah diperah sebaiknya disimpan di dalam botol-botol kecil yang sudah disterilkan, sehingga dapat digunakan sesuai kebutuhan. ASI yang telah dipanaskan tidak bisa disimpan kembali di dalam termos ataupun lemari pendingin.
Ketahanan ASI bervariasi antara enam jam hingga tiga bulan tergantung media penyimpanannya. ASI yang disimpan di suhu kamar hanya bertahan 6-8 jam. Jika ditempatkan dalam lemari es bisa bertahan 2 X 24 jam. Sedangkan disimpan di freezer khusus pada lemari es dua pintu, ketahanan ASI bisa mencapai tiga bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Xpresikan Komentar sobat disini sesuka hati, sesuai dengan Tuntunan Demokrasi dan tanpa menyakiti siapapun yang tak layak disakiti !!!
No Spam
No Life Link
No Sara
No Teror