Penjara adalah istana gratisan buat para pelaku kejahatan. Hotel prodeo gratisan gak pake bayar dapet makan lagi. Tujuan lembaga permasyarakatan adalah untuk membina para pelaku kejahatan agar bisa kembali kejalan yang benar dan memperbaiki kesalahan dan kembali kemasyarakat menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Yang ada kebanyakan keluar penjara malah jadi bangga dan tambah merasa jagoan. Apalagi yang merasa dirinya preman.Yang parah dipenjara malah tambah parah kejahatannya, yang tadinya bandar narkoba jadi tetep jadi bandar narkoba di penjara. Efek jera rasanya tidak berlaku buat para penjahat kelas kakap apalagi bermodal kenceng. Yang menyedihkan buat pelaku tindak kejahatan ringan jadi bulan bulanan dipenjara.Penjara layaknya hukum rimba siapa yang kuat dan berkantong tebal jadi raja.
Harusnya penjara dibedakan buat pelaku kejahatan kelas berat dan pelaku kejahatan ringan, yang berat harusnya dibuang ke pulau terpencil seperti nusa kambangan. Pelaku korupsi juga harusnya dibuang kepulau terpencil yang sulit diakses. Buat yang pelaku kejahatan ringan seperti maling sendal, maling pisang, maling jemuran dan maling kecil kecilan cukup penjara kota. Untuk pencopet, penjambret, perampok, pembunuh, pemerkosa, bandar narkoba dan untuk para koruptor harusnya dibuang jauh dari kota dan diperketat kemudahan aksesnya. Tapi yang penting aparatnya harus yang bersih dan baiknya lagi aparatnya harus dirolling satu atau 3 bulan sekali. kalau bisa bukan hanya dari pihak lembaga permasyarakatan saja. Masukan unsur lain yang sifatnya tidak permanen jadi akan sulit untuk disuap.
Ini ada contoh seorang tahanan yang bisa dikatakan penjahat paling bodoh atau paling sial didunia.
Maksud hati mencoba kabur dari penjara dengan menjebol dinding tembok penjara tapi yang didapat malah badan kejepit diantara tembok yang dibolongin untuk meloloskan diri dari penjara. bukan kebebasan yang didapat tapi badan yang kesangkut dan terjebak di dinding tembok penjara. Namanya Rafael Valadao tahanan penjara di Brasil.
Nama penjahat ini Rafael Valadao usia 28 tahun penghuni Lapas di Brasil. Narapidana dengan banyak tattoo harus terjebak di dinding tembok penjara yang dilubanginya untuk melarikan diri. Setelah menyadari bahwa ia terjebak, tahanan bertattoo inipun menangis untuk minta bantuan., walau sudah dibantu rekan satu selnya untuk menarik atau mendorongnya keluar dari lobang sampai tulang rusuknya patah. akhirnya pihak lapas brasil membebaskanya dari lobang kesialannya. Nasib....!!!
Itu gambaran ketatnya penjara di negeri orang aparatnya tidak bisa disuap oleh tahanan dengan embel embel uang pelicin. Ya.. mungkin saja dinegeri ini terkadang ada pelaku kejahatan tertangkep nyopet besok sudah ada lagi dipasar. Kalau yang kakap dipenjara siang hari, malam hari kadang bebas bisa keluar masuk penjara asal pulang lagi kepenjara.."mungkin" Alasan SAPU atau sakit pura pura para terdakwa masih jadi senjata ampuh buat pelaku kejahatan berkantong tebal, biar bisa nyusun rencana pembelaan dan memperingan hukumanan bersama pembelanya. Semoga saja hukum dan penegak hukum dimasa depan menjadi lebih baik.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Xpresikan Komentar sobat disini sesuka hati, sesuai dengan Tuntunan Demokrasi dan tanpa menyakiti siapapun yang tak layak disakiti !!!
No Spam
No Life Link
No Sara
No Teror