Site tempat berbagi aneka Berita dan Pengetahuan+Tutorial adobe photoshop
Sabtu, Februari 08, 2014
4 Ide konyol China atasi polusi udara
Polusi udara di China. © Mashable.com
4 Ide Konyol China Mengatasi Polusi Udara - Polusi udara di China sudah boleh dibilang keterlaluan. Saking terlalunya, bahkan polusi ini juga berdampak di beberapa negara termasuk Amerika Serikat.
Berbagai cara pun dilakukan agar udara di tirai bambu tak lagi membahayakan. Sayang, karena sudah akut, cara biasa tak lagi bisa menanggulanginya.
Para ahli kemudian berkumpul untuk memberikan solusi terbaik mereka. Uniknya, beberapa solusi yang ditawarkan ternyata konyol.
Apa saja? Mari kita simak 4 Ide Konyol China Mengatasi Polusi Udara seperti yang dikutip dari Care2 berikut ini.
1. Buat hujan atau salju super deras
Air diketahui merupakan media yang sangat tepat untuk menyerap asap di udara. Sayang, di China hujan sangat sulit terjadi sepanjang tahun.
Oleh karenanya, meteorologis berupaya untuk memaksakan hujan terjadi tiap harinya. Caranya dengan modifikasi cuaca agar hujan mampu turun di sana.
Dalam sebuah rencana, pemerintah China diminta untuk meluncurkan sebuah roket berisi ioda perak ke tumpukan awan. Hal ini akan memicu turunnya salju atau hujan yang nantinya mampu menyerap asap.
2. Pasangi gedung dengan semprotan air
Jika para peneliti tak berhasil menciptakan hujan palsu, maka mereka akan menerapkan cara yang sedikit mudah untuk menghadirkan hujan. Yaitu dengan memasangi gedung bertingkat dengan semprotan yang melepaskan air ke daratan begitu saja.
Semprotan yang dipasang pun bukan yang sembarangan. Menurut peneliti Shaocai Yu, harus menggunakan semprotan super besar agar efeknya terasa.
3. Bikin sepeda yang mampu daur ulang udara
Matt Hope, orang Inggris yang sudah lama menetap di Beijing mampu menciptakan sepeda untuk mengurangi emisi kendaraan. Ide ini kemudian coba dikembangkan lagi oleh orang China sehingga sepeda mampu memproduksi udara sehat yang bisa dihirup penggunanya.
Dengan begitu, orang tak perlu lagi menghirup udara China yang beracun akibat polusi. Sayang, Hope sendiri meragukan ide itu karena awalnya dia membuat itu hanya untuk menyindir kesadaran pemerintah saja.
4. Buat vacuum cleaner super besar
Para pejabat China dikabarkan juga telah bertemu dengan orang Belanda bernama Daan Roosegaarde. Dia disebut memiliki kunci untuk menangani polusi udara di China.
Caranya dengan membuat prototype vacuum cleaner super besar yang pernah ada. Alat ini disebut akan menyedot segala asap yang ada di udara dan membersihkan udara China.
Sumber
Galery Berita Unik Dan Menarik
Galery Berita unik dan Menarik Updated at: 2/08/2014 02:31:00 PM
Ritual Setrika Payudara Di Afrika
Setrika Payudara - Bayangkan pada usia 10 tahun, tubuh anda sahabat anehdidunia.com mulai mengalami perubahan yang aneh menurut anda pada saat itu, seperti sesuatu tumbuh di dada dan Anda mulai mengalami perasaan yang tidak biasa juga tidak yakin penyebab dan cara mengatasinya, lalu anda akan lari ke orang yang melindungi kalian yaitu Ibu. Tidak pernah dibayangkan di benak kita kalau seorang ibu akan menyetrika payudara anak nya dengan alasan untuk melindungi anak tersebut. Akan tetapi hal ini merupakan praktek yang banyak dilakukan oleh ibu-ibu para remaja di Kameroon, Afrika.
Walaupun tidak umumkan ke publik, tetapi banyak sekali kejadian payudara-payudara remaja wanita di Afrika disetrika oleh ibunya sendiri. Payudara mereka di setrika setiap malam atau bahkan dua kali sehari dengan spatula (centongan), palu, batu, dan sejenisnya yang telah dipanaskan diatas arang, sampai payudara nya hilang dan menjadi datar, demikian dilansir dari Washington post dan orijinculture.
Beberapa remaja wanita tersebut mengenakan pengikat agar payudara mereka tidak tumbuh karena kompresan dari pengikat tersebut di daerah payudara mereka. Yang lebih mengerikan lagi, payudar-payudara mereka disetrika oleh ibu kandung mereka sendiri. Alasan ibu-ibu itu menyetrika payudara anakanya adalah agar anak-anaknya tidak menarik perhatian para laki-laki sehingga mereka akan terhindar dari pemerkosaan dan hamil di usia remaja. Bahkan menurut Caroline Nkeih, seorang ibu yang tega menyetrika payudara anakanya, hal itu dilakukan karena kasih sayang nya terhadapa anak nya. Ibu itu mempunyai dua famili yang anak ceweknya hamil di usia 12, oleh sebab itu, ibu itu memutuskan untuk menyetrika payudara anaknya, Endam, pada saat dia berusia 10 tahun.
Di Kameron, sekitar 40 persen penduduknya adalah remaja berusia dibawah 14 tahun dan banyak sekali kejadian yang melanggar hak asasi manusia di negara tersebut. Termasuk didalamnya diskriminasi terhadap wanita, memperkerjakan anak dibawah umur, dan perdaganan manusia terutama anak kecil. Kekerasa Dalam Rumah Tangga (KDRT) sendiri sudah merupakan hal yang lumrah disana.
Praktek penyetrikaan payudara ini biasanya adalah rahasia antara remaja tersebut dengan ibunya, bahkan para bapak banyak yang tidak mengetahuinya. Anak remaja itu sendiri percaya terhadap ibunya sehingga mereka menutup mulut atas kejadian tersebut. Seperti yang dicupakan oleh josaine Matia, umur 11 tahun:" Setiap malam mama saya memerika payudara saya dan memijat (menyetrika) payudara saya kadang dengan centongan. Kalau payudara tersebut tumbuh lagi beberapa saat setelah penyetrikaan, ibu-ibu itu akan kembali menyetrika anak-anaknya. Walaupun saya menangis keras karena kesakitan, tetapi mama saya menasehati saya seperti ini:"Endure, anak saya, kamu masih muda, oleh sebab itu tidak ada gunanya mempunyai payudara di usia dini ini." Sahabat anehdidunia.com anak-anak ini sering ditakut-takutin dengan permasalahan-permasalahan seputar payudara sehingga mereka takut untuk mempunyai payudara. Mereka ditakutin terhadap kanker payudara, infeksi payudara, kerusakan tisu, dan sebagainya.
UNFPA bekerja sama dengan organisasi non-profit di Kamerron, untuk memperkenalkan edukasi seks kepada para remaja dan orang tuanya. Sekaligus mereka juga berusaha mengundang-undang-kan peraturan untuk mengenakan hukuman 10- tahun penjara terhadap pelaku penyetrikaan payudara ini.
United Nations Population Fund [UNFPA] sebuah organisasi di Amerika melaporkan bahwa praktek ini meningkat menjadi 24 persen di Camerron dari usia muali dari umur 9 tahun. Dari survei yang mereka lakukan, sekitar 4 juta remaja wanit sudah di setrika payudaranya di usia dini.
Wartawan Wahington Post, Amerika, pernah melihat seorang anak kecil di jalan yang mempunyai bekas luka di sekitar area payudara. Dia pun lalu berbicara dengan beberapa wanita dewasa setempat, dan mereka mengakui bahwa prakek penyetrikaan payudara adalah suatu hal yang biasa. Dia dikasih tau hal itu untuk melindungi anak remaja tersebut dari perkosaan, penyakit AIDS, dan sebagainya.
Praktek setrika payudara bukanlah hal baru. Telah terutama dipraktekkan di negara Afrika Kamerun selama ratusan tahun. Negara-negara Afrika sub-Sahara lainnya termasuk Chad, Togo, Benin, dan Guinea-Conakry, juga melakukan hal serupa di beberapa daerah. Sahabat anehdidunia.com semoga tidak ada lagi kekerasan terhadap wanita dalam bentuk apapun di dunia ini.
Sumber
Walaupun tidak umumkan ke publik, tetapi banyak sekali kejadian payudara-payudara remaja wanita di Afrika disetrika oleh ibunya sendiri. Payudara mereka di setrika setiap malam atau bahkan dua kali sehari dengan spatula (centongan), palu, batu, dan sejenisnya yang telah dipanaskan diatas arang, sampai payudara nya hilang dan menjadi datar, demikian dilansir dari Washington post dan orijinculture.
Beberapa remaja wanita tersebut mengenakan pengikat agar payudara mereka tidak tumbuh karena kompresan dari pengikat tersebut di daerah payudara mereka. Yang lebih mengerikan lagi, payudar-payudara mereka disetrika oleh ibu kandung mereka sendiri. Alasan ibu-ibu itu menyetrika payudara anakanya adalah agar anak-anaknya tidak menarik perhatian para laki-laki sehingga mereka akan terhindar dari pemerkosaan dan hamil di usia remaja. Bahkan menurut Caroline Nkeih, seorang ibu yang tega menyetrika payudara anakanya, hal itu dilakukan karena kasih sayang nya terhadapa anak nya. Ibu itu mempunyai dua famili yang anak ceweknya hamil di usia 12, oleh sebab itu, ibu itu memutuskan untuk menyetrika payudara anaknya, Endam, pada saat dia berusia 10 tahun.
Di Kameron, sekitar 40 persen penduduknya adalah remaja berusia dibawah 14 tahun dan banyak sekali kejadian yang melanggar hak asasi manusia di negara tersebut. Termasuk didalamnya diskriminasi terhadap wanita, memperkerjakan anak dibawah umur, dan perdaganan manusia terutama anak kecil. Kekerasa Dalam Rumah Tangga (KDRT) sendiri sudah merupakan hal yang lumrah disana.
Praktek penyetrikaan payudara ini biasanya adalah rahasia antara remaja tersebut dengan ibunya, bahkan para bapak banyak yang tidak mengetahuinya. Anak remaja itu sendiri percaya terhadap ibunya sehingga mereka menutup mulut atas kejadian tersebut. Seperti yang dicupakan oleh josaine Matia, umur 11 tahun:" Setiap malam mama saya memerika payudara saya dan memijat (menyetrika) payudara saya kadang dengan centongan. Kalau payudara tersebut tumbuh lagi beberapa saat setelah penyetrikaan, ibu-ibu itu akan kembali menyetrika anak-anaknya. Walaupun saya menangis keras karena kesakitan, tetapi mama saya menasehati saya seperti ini:"Endure, anak saya, kamu masih muda, oleh sebab itu tidak ada gunanya mempunyai payudara di usia dini ini." Sahabat anehdidunia.com anak-anak ini sering ditakut-takutin dengan permasalahan-permasalahan seputar payudara sehingga mereka takut untuk mempunyai payudara. Mereka ditakutin terhadap kanker payudara, infeksi payudara, kerusakan tisu, dan sebagainya.
UNFPA bekerja sama dengan organisasi non-profit di Kamerron, untuk memperkenalkan edukasi seks kepada para remaja dan orang tuanya. Sekaligus mereka juga berusaha mengundang-undang-kan peraturan untuk mengenakan hukuman 10- tahun penjara terhadap pelaku penyetrikaan payudara ini.
United Nations Population Fund [UNFPA] sebuah organisasi di Amerika melaporkan bahwa praktek ini meningkat menjadi 24 persen di Camerron dari usia muali dari umur 9 tahun. Dari survei yang mereka lakukan, sekitar 4 juta remaja wanit sudah di setrika payudaranya di usia dini.
Wartawan Wahington Post, Amerika, pernah melihat seorang anak kecil di jalan yang mempunyai bekas luka di sekitar area payudara. Dia pun lalu berbicara dengan beberapa wanita dewasa setempat, dan mereka mengakui bahwa prakek penyetrikaan payudara adalah suatu hal yang biasa. Dia dikasih tau hal itu untuk melindungi anak remaja tersebut dari perkosaan, penyakit AIDS, dan sebagainya.
Praktek setrika payudara bukanlah hal baru. Telah terutama dipraktekkan di negara Afrika Kamerun selama ratusan tahun. Negara-negara Afrika sub-Sahara lainnya termasuk Chad, Togo, Benin, dan Guinea-Conakry, juga melakukan hal serupa di beberapa daerah. Sahabat anehdidunia.com semoga tidak ada lagi kekerasan terhadap wanita dalam bentuk apapun di dunia ini.
Sumber
Galery Berita Unik Dan Menarik
Galery Berita unik dan Menarik Updated at: 2/08/2014 02:26:00 PM
Uji Keperawanan Di Candi Sukuh Gunung Lawu
Candi Sukuh - Ditemukan oleh arkeolog pada masa pemerintahan Gubernur Raffles tahun 1815. Usaha pelestarian komplek candi ini dilakukan oleh Dinas Purbakala sejak tahun 1917. Konon, candi ini didirikan pada abad ke 15 masehi semasa dengan pemerintahan Suhita, Ratu Majapahit yang memerintah pada tahun 1429-1446. Belum banyak wisatawan menyadari, bahwa Candi Sukuh yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar yang mudah dicapai dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, karena hanya berjarak sekitar 27 km dari pusat kota Karanganyar. Candi Sukuh ini sesungguhnya merupakan candi paling menarik di Jawa. Bukan cuma bangunan-bangunan fisiknya yang mengentalkan hal itu. Namun suasana alam yang berkabut tebal serta hawa dingin menusuk tulang yang selalu tersaji saban hari, sering kali menebar nuansa mesum.
Selain menampilkan ornamen orang bersenggama secara vulgar, di lantai pelataran Candi Sukuh juga terpampang jelas relief yang menggambarkan secara utuh alat kelamin pria yang sedang ereksi, berhadap-hadapan langsung dengan vagina. “Lantaran situasinya seperti itu, masyarakat setempat kadang menyebut Candi Sukuh sebagai Candi Rusuh (saru atau tabu). Memahami Candi Sukuh secara utuh memang tidak cukup melihat kulitnya saja. Kita harus berani masuk hingga ke relung paling dalam. Tapi sanggupkah kita menyibak kesakralan candi paling erotis tersebut, agar kita bisa bermimpi tentang surga di sana?
Menurut sejarah, Candi Sukuh yang berada di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, itu dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh masyarakat Hindu Tantrayana. Dalam catatan sejarah, candi ini merupakan candi termuda dalam sejarah pembangunan candi di Bumi Nusantara. Candi ini dibangun pada masa akhir runtuhnya Kerajaan Majapahit. Kompleks situs purbakala Candi Sukuh berada di ketinggian 910 meter diatas permukaan laut. Berhawa sejuk dengan panorama indah.
Memasuki kompleks candi, kita akan bertemu dengan trap pertama yang pintu masuknya melalui sebuah gapura. Pada sisi gapura sebelah utara terdapat relief `manusia ditelan raksasa` yakni sebuah `sengkalan rumit` (candrasengkala) yang bisa dibaca `Gapura (9) buta (5) mangan (3) wong (1)` atau gapura raksasa memakan manusia, yang merujuk sebuah tahun yakni 1359 Saka, atau tahun 1437 Masehi, tahun dimana pembangunan gapura pertama selesai. Di sisi selatan gapura juga terdapat relief raksasa yang berlari sambil menggigit ekor ular. Menurut candrasengkalanya berbunyi `Gapura buta anahut buntut` (gapura raksasa menggigit ekor ular), yang merujuk pula tahun 1359 Saka atau 1437 Masehi.
Saat wisatawan menaiki anak tangga dalam lorong gapura, akan disuguhi relief yang sangat vulgar terpahat di lantai. Relief ini menggambarkan phallus yang berhadapan dengan vagina. Inilah yang kemudian menjadi trademark dari popularitas Candi Sukuh.
Konon dulu, seorang suami yang ingin menguji kesetiaan istrinya, dia akan meminta sang istri melangkahi relief ini. Jika kain kebaya yang dikenakannya robek, maka dia tipe isteri setia. Tapi sebaliknya, jika kainnya hanya terlepas, sang isteri diyakini telah berselingkuh. Namun berbeda dengan sumber yang lain yang admin anehdidunia.com temukan, di sumber lain mengatakan bahwa jika sang gadis yang tidak perawan atau melakukan perselingkuhan melaukan tes ini, maka kain yang digunakan akan robek dan meneteskan darah.
Dan apabila seorang lelaki mengetes keperjakaannya, maka dia harus melangkahinya juga dan jika laki laki tersebut terkencing kencing, maka menjadi bukti bahwa lelaki tersebut sudah tidak perjaka atau pernah melakukan perselingkuhan. Dalam perkembangannya sekarang, cukup banyak anak-anak usia ABG yang datang ke sini berhasrat mengikuti tradisi dan kepercayaan para leluhur tadi. Tapi, karena malu, kurang percaya diri, serta takut kalau-kalau benar terjadi pada diri mereka, maka niat coba-coba itu sering tidak dilaksanakan.
Meskipun memberi kesan porno, relief tersebut sesungguhnya mengandung makna yang mendalam. Relief tersebut sengaja dipahat di lantai pintu masuk dengan maksud agar siapa saja yang melangkahi relief itu segala kotoran yang melekat di badan menjadi sirna sebab sudah terkena `suwuk`. Relief ini mirip lingga-yoni, lambang kesuburan dalam agama Hindu yang melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya, Parwati.
Trap kedua lebih tinggi ketimbang trap pertama dengan pelataran yang lebih luas. Gapura kedua ini sudah rusak, dijaga sepasang arca dengan wajah kosmis. Garapannya kasar dan kaku, mirip arca jaman prasejarah di Pasemah. Pada latar pojok belakang dapat dijumpai seperti jejeran tiga tembok dengan pahatan-pahatan relief, yang disebut relief Pande Besi.
Relief sebelah selatan menggambarkan seorang wanita berdiri di depan tungku pemanas besi, kedua tangannya memegang tangkai `ububan` (peralatan mengisi udara pada pande besi). Boleh jadi dimaksudkan agar api tungku tetap menyala. Ini menggambarkan berbagai peristiwa sosial yang menonjol pada saat pembangunan candi ini.
Di bagian tengah terdapat relief yang menggambarkan Ganesya dengan tangan memegang ekor. Sengkalan rumit ini dapat dibaca `Gajah Wiku Anahut Buntut`, merujuk tahun 1378 Saka atau tahun 1496 Masehi. Relief pada sebelah utara menggambarkan seorang laki-laki sedang duduk dengan kaki selonjor. Di depannya tergolek senjata-senjata tajam seperti keris, tumbak dan pisau.
Sedangkan trap ketiga merupakan trap tertinggi atau sering disebut sebagai trap paling suci. Trap ini melambangkan kehidupan manusia setelah mati, dimana jiwa dan roh manusia terangkat ke nirwana (surga). Konon, mereka yang punya beban hidup berat akan terlepas jika melakukan permohonan di puncak trap ketiga ini. Sebaliknya, segala permohonan yang diminta dengan niat tulus dan hati bersih juga akan terkabul.
Sebelah selatan jalan batu ada terdapat candi kecil, yang di dalamnya ada arca dengan ukuran kecil pula. Menurut mitologi setempat, candi kecil itu merupakan kediaman Kyai Sukuh, penguasa gaib kompleks candi tersebut. Ada juga arca garuda dua buah berdiri dengan sayap membentang. Salah satu arca garuda itu ada prasasti menandai tahun saka 1363. Juga terdapat prasasti yang diukir di punggung relief sapi yang menyiratkan bahwa Candi Sukuh adalah candi untuk pengruwatan.
Dengan bukti-bukti relief cerita Sudamala, Garudeya serta prasasti-prasasti, maka dapat dipastikan Candi Sukuh pada zamannya adalah tempat suci untuk melangsungkan upacara-upacara besar (ritus) ruwatan. Sedangkan ditilik dari bentuk candi yang mirip dengan “punden berundak”, candi ini ditujukan sebagai tempat pemujaan roh-roh leluhur. Tradisi `ruwatan` juga masih dipelihara dengan baik oleh masyarakat penganut Hindu yang berdiam di sekitar kawasan candi sampai sekarang.
Sumber
Selain menampilkan ornamen orang bersenggama secara vulgar, di lantai pelataran Candi Sukuh juga terpampang jelas relief yang menggambarkan secara utuh alat kelamin pria yang sedang ereksi, berhadap-hadapan langsung dengan vagina. “Lantaran situasinya seperti itu, masyarakat setempat kadang menyebut Candi Sukuh sebagai Candi Rusuh (saru atau tabu). Memahami Candi Sukuh secara utuh memang tidak cukup melihat kulitnya saja. Kita harus berani masuk hingga ke relung paling dalam. Tapi sanggupkah kita menyibak kesakralan candi paling erotis tersebut, agar kita bisa bermimpi tentang surga di sana?
Menurut sejarah, Candi Sukuh yang berada di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, itu dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh masyarakat Hindu Tantrayana. Dalam catatan sejarah, candi ini merupakan candi termuda dalam sejarah pembangunan candi di Bumi Nusantara. Candi ini dibangun pada masa akhir runtuhnya Kerajaan Majapahit. Kompleks situs purbakala Candi Sukuh berada di ketinggian 910 meter diatas permukaan laut. Berhawa sejuk dengan panorama indah.
Memasuki kompleks candi, kita akan bertemu dengan trap pertama yang pintu masuknya melalui sebuah gapura. Pada sisi gapura sebelah utara terdapat relief `manusia ditelan raksasa` yakni sebuah `sengkalan rumit` (candrasengkala) yang bisa dibaca `Gapura (9) buta (5) mangan (3) wong (1)` atau gapura raksasa memakan manusia, yang merujuk sebuah tahun yakni 1359 Saka, atau tahun 1437 Masehi, tahun dimana pembangunan gapura pertama selesai. Di sisi selatan gapura juga terdapat relief raksasa yang berlari sambil menggigit ekor ular. Menurut candrasengkalanya berbunyi `Gapura buta anahut buntut` (gapura raksasa menggigit ekor ular), yang merujuk pula tahun 1359 Saka atau 1437 Masehi.
Saat wisatawan menaiki anak tangga dalam lorong gapura, akan disuguhi relief yang sangat vulgar terpahat di lantai. Relief ini menggambarkan phallus yang berhadapan dengan vagina. Inilah yang kemudian menjadi trademark dari popularitas Candi Sukuh.
Konon dulu, seorang suami yang ingin menguji kesetiaan istrinya, dia akan meminta sang istri melangkahi relief ini. Jika kain kebaya yang dikenakannya robek, maka dia tipe isteri setia. Tapi sebaliknya, jika kainnya hanya terlepas, sang isteri diyakini telah berselingkuh. Namun berbeda dengan sumber yang lain yang admin anehdidunia.com temukan, di sumber lain mengatakan bahwa jika sang gadis yang tidak perawan atau melakukan perselingkuhan melaukan tes ini, maka kain yang digunakan akan robek dan meneteskan darah.
Dan apabila seorang lelaki mengetes keperjakaannya, maka dia harus melangkahinya juga dan jika laki laki tersebut terkencing kencing, maka menjadi bukti bahwa lelaki tersebut sudah tidak perjaka atau pernah melakukan perselingkuhan. Dalam perkembangannya sekarang, cukup banyak anak-anak usia ABG yang datang ke sini berhasrat mengikuti tradisi dan kepercayaan para leluhur tadi. Tapi, karena malu, kurang percaya diri, serta takut kalau-kalau benar terjadi pada diri mereka, maka niat coba-coba itu sering tidak dilaksanakan.
Meskipun memberi kesan porno, relief tersebut sesungguhnya mengandung makna yang mendalam. Relief tersebut sengaja dipahat di lantai pintu masuk dengan maksud agar siapa saja yang melangkahi relief itu segala kotoran yang melekat di badan menjadi sirna sebab sudah terkena `suwuk`. Relief ini mirip lingga-yoni, lambang kesuburan dalam agama Hindu yang melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya, Parwati.
Trap kedua lebih tinggi ketimbang trap pertama dengan pelataran yang lebih luas. Gapura kedua ini sudah rusak, dijaga sepasang arca dengan wajah kosmis. Garapannya kasar dan kaku, mirip arca jaman prasejarah di Pasemah. Pada latar pojok belakang dapat dijumpai seperti jejeran tiga tembok dengan pahatan-pahatan relief, yang disebut relief Pande Besi.
Relief sebelah selatan menggambarkan seorang wanita berdiri di depan tungku pemanas besi, kedua tangannya memegang tangkai `ububan` (peralatan mengisi udara pada pande besi). Boleh jadi dimaksudkan agar api tungku tetap menyala. Ini menggambarkan berbagai peristiwa sosial yang menonjol pada saat pembangunan candi ini.
Di bagian tengah terdapat relief yang menggambarkan Ganesya dengan tangan memegang ekor. Sengkalan rumit ini dapat dibaca `Gajah Wiku Anahut Buntut`, merujuk tahun 1378 Saka atau tahun 1496 Masehi. Relief pada sebelah utara menggambarkan seorang laki-laki sedang duduk dengan kaki selonjor. Di depannya tergolek senjata-senjata tajam seperti keris, tumbak dan pisau.
Sedangkan trap ketiga merupakan trap tertinggi atau sering disebut sebagai trap paling suci. Trap ini melambangkan kehidupan manusia setelah mati, dimana jiwa dan roh manusia terangkat ke nirwana (surga). Konon, mereka yang punya beban hidup berat akan terlepas jika melakukan permohonan di puncak trap ketiga ini. Sebaliknya, segala permohonan yang diminta dengan niat tulus dan hati bersih juga akan terkabul.
Sebelah selatan jalan batu ada terdapat candi kecil, yang di dalamnya ada arca dengan ukuran kecil pula. Menurut mitologi setempat, candi kecil itu merupakan kediaman Kyai Sukuh, penguasa gaib kompleks candi tersebut. Ada juga arca garuda dua buah berdiri dengan sayap membentang. Salah satu arca garuda itu ada prasasti menandai tahun saka 1363. Juga terdapat prasasti yang diukir di punggung relief sapi yang menyiratkan bahwa Candi Sukuh adalah candi untuk pengruwatan.
Dengan bukti-bukti relief cerita Sudamala, Garudeya serta prasasti-prasasti, maka dapat dipastikan Candi Sukuh pada zamannya adalah tempat suci untuk melangsungkan upacara-upacara besar (ritus) ruwatan. Sedangkan ditilik dari bentuk candi yang mirip dengan “punden berundak”, candi ini ditujukan sebagai tempat pemujaan roh-roh leluhur. Tradisi `ruwatan` juga masih dipelihara dengan baik oleh masyarakat penganut Hindu yang berdiam di sekitar kawasan candi sampai sekarang.
Sumber
Galery Berita Unik Dan Menarik
Galery Berita unik dan Menarik Updated at: 2/08/2014 02:22:00 PM
Langganan:
Postingan (Atom)