Selasa, November 05, 2013

Astronot Indonesia yang Gagal di Terbangkan ke Luar Angkasa

Astronot Amerika Serikat Neil Amstrong, yang pertama kali mendarat di bulan, meninggal dunia. Indonesia dulu pernah punya astronot. Hebatnya lagi astronot pertama Indonesia adalah seorang wanita bernama Pratiwi Sudarmono.

Pratiwi adalah seorang ilmuwan dari Universitas Indonesia. Dia lahir tanggal 31 Juli 1952 di Bandung. Saat itu rencananya Indonesia akan memberangkatkan astronot dalam misi STS-61-H yang menggunakan pesawat ulang-alik Columbia. STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986 ini akan meluncurkan tiga satelit komersil Skynet 4A, Palapa B3 and Westar 6S. Palapa B3 merupakan satelit Indonesia. Karena itu pemerintah merasa perlu memberangkatkan astronot sendiri. Rencananya Pratiwi akan menjadi pay load specialist, atau kru yang mengoperasikan satelit Palapa B-3 dalam misi tersebut.

Untuk astronot cadangan, ditunjuk Taufik Akbar yang merupakan engineer dari PT Telkom. Keduanya sudah lama berlatih di bawah bimbingan NASA Amerika Serikat. Pemerintah RI sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk latihan ini. Pratiwi dan Taufik pun sudah siap diterbangkan ke luar angkasa.

Tapi sebuah musibah terjadi. Pesawat ulang-alik Challengger yang hendak menuaikan misi STS-51-L, meledak sesaat setelah diluncurkan. Challenger meledak tanggal 28 Januari 1986, hanya 73 detik setelah diluncurkan. Tujuh kru tewas dalam insiden ini. Akibat dari insiden ini, NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa. Termasuk Columbia yang akan mengangkut satelit Palapa B-3 milik Indonesia.

Para astronot dalam misi penerbangan itu pun batal berangkat. Satelit B-3 akhirnya diluncurkan dengan roket Delta, tanpa kehadiran astronot dari Indonesia. Setelah itu tak pernah ada lagi rencana Indonesia mengirimkan astronot ke luar angkasa. Pratiwi Sudarmono meneruskan karirnya sebagai ilmuwan, dan Taufik Akbar juga terus berkarir di PT Telkom. Akhirnya malah Malaysia berhasil mengirimkan astronot ke ruang angkasa tahun 2007. Sheikh Muszaphar Shukor, seorang ilmuwan Malaysia berhasil pergi ke luar angkasa dengan menumpang Soyuz TMA-11 milik Rusia.
Sumber
Galery Berita Unik Dan Menarik
Galery Berita unik dan Menarik Updated at: 11/05/2013 06:24:00 PM

Asal Mula Ikan Mujair

Bapak Iwan Dalauk yang akrab dipanggil Mbah Moedjair lahir di Desa Kuningan, 3 Km arah timur pusat Kota Blitar. Dari pasangan Bayan Isman dan Ibu Rubiyah, beliau lahir tahun 1890.Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang masa kecil sampai remaja, karena sudah habis nara sumber yang seangkatan dengan beliau.

Moedjair anak ke-4 dari 9 bersaudara, menikah dengan Partimah anak Modin Desa Kuningan pada waktu itu. Dari pernikahan ini Moedjair dikaruniai 7 anak,yaitu : Wahanan, Napiyah, Thoyibah, Imam Soepardi, Ismoenir, Djaenuri, Daud.Kesemua anak beliau sekarang sudah meninggal kecuali Ismoenir yang tinggal di Kanigoro Blitar dan Djaenuri yang tinggal di Kencong Jember.

Menurut penuturan Mbah Ismoenir anak ke-5 dari Mbah Moedjair yang masih hidup. Untuk penghasilan sehari-hari, Moedjair dewasa membuka warung sate kambing yang pada zaman tersebut cukup terkenal didaerah Kuningan-Kanigoro.Pelanggan warung sate Moedjair dewasa dari berbagai kalangan dan ras, dari tua sampai muda, dari ras jawa sampai ras kuning ( keturunan tionghoa ).

Ada sisi negatif dari perilaku Mbah Moedjair waktu mengalami masa kejayaan warung sate yaitu suka bermain judi.Tetapi dalam berjudi, Moedjair dewasa hanya mau berjudi dengan orang Tionghoa.Beliau tidak mau berjudi dengan orang jawa dan beliau juga mendidik semua anak-anaknya untuk tidak berjudi.Salah satu efek negatif yang ditimbulkan dari kegemaran berjudi itu adalah kehancuran dari bisnis warung sate milik Mbah Moedjair, seperti yang dituturkan oleh Mbah Slamet cucu Mbah Moedjair dari Mbah Wahanan.

Disa’at masa-masa terpuruk ini, Mbah Moedjair menjalani laku tirakat dimana setiap tanggal 1 Suro penanggalan jawa, beliau mandi di Pantai Serang tepatnya Blitar Selatan.Awal ritual mandi ini, karena Mbah Moedjair diajak oleh Kepala Desa Papungan ( Bapak Muraji ), juga karena beliau bermimpi rambut dan jenggotnya menjadi panjang menyentuh tanah.Pada suatu waktu ketika melakukan ritual mandi ini, Mbah Moedjair menemukan se-ekor ikan yang jumlahnya sangat banyak dan mempunyai keunikan yaitu menyimpan anak didalam mulutnya ketika ada bahaya dan dikeluarkan ketika keadaan sudah aman.

Melihat keunikan ikan ini, Mbah Moedjair berniat mengembangbiakkan dirumahnya didaerah Papungan-Kanigoro-Blitar.Untuk mengambil ikan ini Mbah Moedjair menjaring dengan menggunakan kain Udeng ( ikat kepala ) yang biasa beliau pakai.

Dengan ditemani oleh 2 temannya yaitu Abdullah Iskak dan Umar, Mbah Moedjair membawa ikan ini pulang ke Desa Papungan.Tetapi karena habitat yang berbeda, maka ikan ini mati sewaktu dimasukkan ke air tawar yang berada di halaman rumah Mbah Moedjair di Papungan.Melihat kejadian seperti ini, Mbah Moedjair bukannya putus asa tetapi malah semakin gigih dalam melakukan percobaan dengan satu tujuan Spesies ikan ini dapat hidup di habitat air tawar.Habitat yang sangat berbeda dari aslinya yaitu air laut ( asin ).

Beliau bolak balik Papungan – Serang yang berjarak 35 Km, berjalan kaki dengan melewati hutan belantara, naik turun bukit dan akses jalan yang sulit serta memakan waktu dua hari dua malam.Di Pantai Serang beliau mengambil spesies ikan ini dengan menggunakan Gentong yang terbuat dari tanah liat.Beliau juga melakukan percobaan dengan mencampurkan air laut yang asin dengan air tawar, terus menerus dengan tingkat konsentrasi air tawar semakin lama semakin lebih banyak dari air laut yang kemudian kedua jenis air yang berbeda ini dapat menyatu.Menurut penuturan Mbah Ismoenir, percobaan ini menemui keberhasilan pada percobaan ke-11, yang berarti 11 kali perjalanan bolak balik Papungan-Serang.Pada percobaan ke-11 ini berhasil hidup 4 ekor ikan jenis baru ini dengan habitat air tawar.Kejadian ini terjadi pada tanggal 25 MARET 1936.
Sumber
Galery Berita Unik Dan Menarik
Galery Berita unik dan Menarik Updated at: 11/05/2013 06:16:00 PM