Site tempat berbagi aneka Berita dan Pengetahuan+Tutorial adobe photoshop
Sabtu, Oktober 06, 2012
Tokoh-tokoh Ini Anggota Freemasonry? - 2
Dia dijuluki Rupert Murdock-nya Indonesia, karena dengan memiliki lebih dari 160 media cetak, elektronik dan online yang tersebar di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dia memang layak dijuluki sebagai Raja Media di Indonesia. Dengan Holding Company bernama Jawa Pos Group, dia menghidupi ribuan orang.
Dahlan Iskan
Nama ini makin mencuat setelah ditunjuk Presiden SBY menjadi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN). Bahkan begitu menjabat, dia langsung membuat gebrakan-gebrakan yang membuat orang tercengang. Oleh banyak kalangan, ia kini juga digadang-gadang untuk dijadikan calon presiden pada Pilpres 2014.
Namun, akhirzaman.info memaparkan data mengejutkan tentang tokoh yang sedang naik daun ini. Berdasarkan data sejumlah sumber, web itu menulis bahwa Dahlan Iskan tercatat sebagai anggota Lions Club Indonesia, organisasi milik Freemasonry, dengan nomor keanggotaan 83335. Ia menjadi anggota dari Distrik 307B Indonesia-Surabaya Surya. Ia bahkan sempat menjadi ‘presiden’ distrik tersebut, dan kini menjabat sebagai salah seorang direktur. Tak heran jika pandangan-pandangannya sangat neoliberal.
Kini, saat sedang menjabat sebagai Meneg BUMN, Dahlan sedang melanjutkan langkah yang pernah dilakukan pemerintahan Megawati Seokarnoputri dan dikecam banyak orang; privatisasi BUMN. Satu per satu BUMN yang ‘sehat’ masuk dalam rencana penjualan. Pembelinya tidak lain adalah kapitalis asing (baca: Yahudi).
Sebelumnya, di media yang dipimpinnya, yang bernaung di bawah Jawa Pos Grup, Dahlan memberi tempat eksklusif bagi kelompok liberal, seperti Ulil Absar Abdallah dan kawan-kawan. Mereka mengisi rubrik ‘Kajian Utan Kayu, yang pesan-pesannya kental akan nuansa pluralisme dan deislamisasi.
Lions Club adalah sebuah klub yang diyakini oleh para ahli menginduk kepada Fremansonry, tangan Zionisme Internasional. Tidak semua orang bisa menjadi anggota organisasi ini, karena hanya orang-orang yang di anggap berhasil/sukses dan berpengaruh saja yang bisa masuk ke dalamnya.
Lions club secara lahiriah menyerukan ide “Ikatan Kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antara umat manusia. Namun hakikat yang sebenarnya adalah organisasi ini merupakan mantel selubung Zionisme. Ketika berbicara soal utang, menurut akhirzaman.info, Dahlan Iskan membuat "penyesatan" luar biasa. Ini lah kutipannya;
"Apakah anda senang dengan utang yang terus meningkat? Hingga April 2012, utang pemerintah sudah mencapai Rp1.903 triliun. Data Bank Indonesia tahun 2012 menyebutkan, pada tahun 2006 total utang luar negeri Indonesia sebesar 132,63 miliar dollar AS, namun pada 2011 utang itu sudah membengkak menjadi 221,60 miliar dollar AS.
Ada yang cukup menggelitik soal utang yang terus meningkat. Itu ada di tulisan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yang berjudul “Tekad Baru: Hidup Yang Polos-Polos Saja”. Sebetulnya, pesan yang hendak disampaikan Dahlan lewat tulisan itu sangat bagus: bagaimana tekad yang sederhana bisa mendorong harapan. Hanya saja, ketika berbicara soal utang, Dahlan Iskan membuat “penyesatan” luar biasa.
Dahlan Iskan bercerita tentang pertemuannya dengan warga desa Bunigeulis, yang berada di lereng Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Warga desa itu sedang diliputi kegelisahan terkait masalah bangsa. Salah satunya adalah soal utang negara yang terus meningkat.
Kepada warga desa itu Dahlan Iskan mengajukan pertanyaan begini: baik mana Anda punya utang Rp8 juta tapi kekayaan Anda Rp10 juta, dengan punya utang Rp20 juta tapi kekayaan Anda Rp100 juta? Bagi Dahlan Iskan, tak soal utang Anda meningkat berapapun besarnya, asalkan kekayaan anda juga meningkat drastis.
Penjelasan Dahlan Iskan betul. Akan tetapi, jika penjelasan itu adalah analogi terhadap kondisi utang negara kita saat ini, maka jelas terjadi manipulasi besar-besaran di situ. Sebab, penjelasan soal utang negara tak sesederhana kisah dua orang yang saling pinjam-meminjam.
Pertama, utang negara yang terus meningkat tidak disertai dengan perbaikan kondisi dan kualitas hidup rakyat. Artinya, penggunaan utang itu belum tentu untuk menggerakkan perekonomian yang menyejahterakan rakyat.
Sebagian besar utang itu dipakai untuk menggerakkan sektor keuangan. Sangat sedikit yang dipakai untuk menggerakkan sektor real, yang notabene menyangkut rakyat banyak. Dari data yang ada disebutkan, sebanyak 39,6 persen utang itu dipakai untuk menggerakkan sektor keuangan. Sedangkan 9,3 persen dipakai untuk perbaikan infrastruktur listrik, gas, dan air. Kemudian sekitar 4,7 persen dipergunakan untuk pengangkutan dan komunikasi. Sementara pertanian, yang menjadi tempat bergantungnya puluhan juta rakyat, hanya menerima alokasi 3,0%.
Ini yang membuat akumulasi utang luar negeri Indonesia tidak berkontribusi pada perbaikan infrastruktur, perbaikan layanan dasar, dan penciptaan lapangan kerja secara massif .
Kedua, sejarah utang—terutama yang berhubungan dengan negara-negara dan lembaga imperialis—adalah “jebakan” alias perangkap (debt trap). Utang luar negeri, seperti ditulis oleh Susan George dalam buku “Debt Boomerang: How Third World Debt Harms Us All”, merupakan suatu mekanisme yang dibuat oleh negara maju (pendonor) untuk memaksa negara penerima (peminjam) mengikuti aturan-aturan atau langkah-langkah yang mereka paksakan.
Negara yang ‘terperangkap utang’ akan dipaksa untuk terus menggenjot ekspornya—terutama ekspor bahan mentah—dan melakukan penghematan pada pengeluaran pemerintah dan belanja kesejahteraan sosial. Ini yang terjadi di sejumlah negara Amerika latin satu dekade lalu dan sekarang terjadi di Indonesia.
Mungkin kita akan bangga dengan ekspor yang meningkat. Akan tetapi, seperti ditulis oleh Eric Toussaint, Presiden Komisi Penghapusan Utang Negara Dunia Ketiga, ekspor ini tidak lebih dari penjarahan kekayaan alam. Menurut Toussaint, dalam dua dekade terakhir, telah terjadi transfer kekayaan berkali-kali lipat dari pinggiran (dunia ketiga) ke pusat (negeri-negeri imperialis). Yang terjadi, negara dunia ketiga akan mengalami kekurangan bahan mentah dan bencana ekologis .
Di samping itu, untuk membayar utang, negara penerima pinjaman harus melakukan penghematan besar-besaran: pemangkasan subsidi, privatisasi layanan publik, dan lain-lain. Bahkan, tidak sedikit disertai dengan privatisasi BUMN. Akibatnya, rakyat dipaksa membayar mahal akses kebutuhan dasarnya (pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik, makanan, dan lain-lain).
Inilah yang menjelaskan mengapa peningkatan utang luar negeri justru berbarengan dengan tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup manusia Indonesia. Itulah sebabnya mengapa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, pada tahun 2011 lalu, terperosok di peringkat 124 dari 187 negara.
Jadi, alih-alih kekayaan nasional Indonesia meningkat, utang luar negeri justru menjebak Indonesia dalam “lingkaran krisis”. APBN tidak pernah sehat karena sebagian dipakai membayar cicilan utang. Sedangkan anggaran untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat terus dipangkas. Lantas, apa buktinya bangsa kita menjadi kaya karena utang? Silahkan tanyakan ke Dahlan Iskan .
(selengkapnya, KLIK DI SINI)
Sejak Lama . . .
Sepak terjang kaki tangan Zionis di Indonesia telah berlangsung lama, sebelum Indonesia merdeka. Mereka merekrut orang lokal untuk mempropagandakan slogan mereka yakni HAM, demokrasi, sikap moderat, toleransi, liberalisme, dan lain-lain. Apalagi Belanda terkenal sebagai tempat pertemuan Zionis Internasional sejak dulu kala.
Dr Th. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya ‘Tarekat Mason Bebas dan Masy`rakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962’ menyebut, gerakan-gerakan kesukuan dan berbasiskan sekularisme, pluralisme dan liberalisme dan anti Islam di gerakan oleh tokoh-tokoh anggota jaringan Zionis internasional.
Dalam buku yang peredarannya terbatas itu di sebutkan bahwa beberapa tokoh yang kini di sebut sebagai pahlawan adalah kaki tangan Zionis, sebut saja Boedi Oetomo, yang tokoh kuncinya adalah anggota jaringan Zionis Internasional, seperti Pangeran Ario Notodirejo yang merupakan anggota Loge Mataram dan ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914.
Nama lain yang di sebut dalam buku itu antara lain Raden Adipati Tirto Koesoemo, Bupati Karang Anyar dan menjadi anggota Lodge Mataram sejak tahun 1895. Lodge adalah pusat aktifitas para anggota Freemason. Juga ada nama Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha, dan salah satu tokoh kemerdekaan Dr Radjiman Wedyodiningrat (Ketua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia). RM Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, Bupati Semarang termasuk juga di dalamnya. Ia menulis buku berjudul: “Wat Ik als Javaan voor geest an ge moed in de vrijmetselarij heb gevonden” yang berisi tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang Jawa yang menemukan jiwa dalam organisasi Freemason.
Ada pula nama Sultan Hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo,RAS Soemiro Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, dan juga Raden Said Soekanto. Nama terakhir ini adalah kepala kepolisian RI pertama yang menjabat pada tahun 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959.
Pada 1952, saat masih menjabat sebagai Kapolri, Jendral Pol. Soekanto juga aktif menjabat sebagai suhu agung (grandmaster) dari Timur Agung Indonesia atau Federasi Nasional Mason Indonesia. Ia memimpin Lodge Indonesia Purwo Daksina. Ia juga menjabat sebagai ketua Yayasan Raden Saleh, yang merupakan penerusan Carpentier Althing Stiching.
Keberadaan jaringan Zionis Internasional ini pernah di bubarkan dan dilarang oleh Presiden Soekarno pada Februari 1961 melalui Lembaran Negara No. 18 Tahun 1961, dan dikuatkan dengan Keppres No. 264 Tahun 1962. Yang dibubarkan adalah beberapa organisasi yang merupakan jaringan Zionis Internasional Seperti Rosicrucians, Morl Re-armament, Lion Club, Rotary C;ub dan Bahaisme. Seluruh lodge (baca; loji) mereka disita.
Di era Soeharto, kendati hubungan Diplomatik tidak ada, beberapa tokoh Militer dan Intellijen berhubungan dengan Israel. Mereka mendapatkjan ilmu dari Negara Zionis tersebut. Bahkan ketika Abdurrahman Wahid menjadi presiden, semua hubungan yang putus dengan Israel, dihidupkan kembali. Gusdur mencabut Keppres yang di keluarkan Soekarno melalui Keppres No. 69 Tahun 2000 yang dikeluarkan pada 23 Mei 2000.
Walhasil, gerakan kaum Zionis kian leluasa di Indonesia. Apalagi memasuki era Reformasi. Semua kran dibuka dan tidak ada filter sama sekali terhadap racun yang ingin disebarkan masuk ke Indonesia. Hubungan kerja sama dagang dengan orag-orang Zionis sudah kasat mata. Contohnya adalah kerja sama Grup Bakri dengan perusahaan Rothschild, dedengkot Freemasonry dan sejumlah organisasi jahat Yahudi yang lain.
Di Indonesia, para pengemban ide-ide Zionis ini tak lagi berbaju organisasi Zionis, melainkan berbaju liberal dan organisasi-organisasi sosial. Jargon yang di suarakan juga sama yakni kebebasan, persamaan, toleransi, demokrasi, HAM, pluralisme, dan sejenisnya. Tujuan jangka panjangnya adalah mengakui keberadaanya kaum Zionis sebagai satu entitas politik yang harus di akui. Itulah Israel Raya.
Iriana Joko Widodo, istri Jokowi, diduga dilantik menjadi anggota kehormatan Rotary Club (RC) Solo Kartini pada 23 Februari 2012, bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional. Iriana mengaku senang di jadikan anggota ke hormatan karena tertarik dengan kegiatan Rotary Club yang banyak bergelutdi bidang kemanusiaan.
Bukti-bukti yang dipaparkan akhirzaman.info bahwa Dahlan termasuk bagian dari jejaring Zionis Yahudi di Indonesia adalah, selain terbaca dari pandangan-pandangannya yang sangat neoliberal, juga dikenal dekat dengan sosok-sosok antek Yahudi yang lain, di antaranya almarhum Nurcholish Madjid. Tentang tokoh yang satu ini, Dahlan pernah berkata begini;
"Saya akan selalu ingat pendapat intelektual muslim Nurcholish Madjid (Cak nur), bahwa bentuk rasa syukur terbaik adalah kerja keras untuk kebaikan. Pendapat yang sama juga datang dari KH Said Aqil Siraj, Ketua umum PB NU dan KH Syukri, pimpinan pondok modern Gontor Ponorogo, bahwa puasa, kerja lebih keras dan menolong orang lain adalah tiga bentuk bersyukur yang paling tinggi." Pernyataan ini "terekam" di merdeka.com.
Bukti lain lain, dalam situsnya, Lions club memajang foto Dahlan dalam posisi strategis organisasi Lions Club. Dalam diagram organisasi tersebut, entah bagaimana posisi hirarkinya, yang jelas di tengah banyaknya etnis Tionghoa pada diagram tersebut, Dahlan Iskan berada di pucuk atas dengan embel-embel president.
Galery Berita Unik Dan Menarik
Galery Berita unik dan Menarik Updated at: 10/06/2012 02:57:00 PM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Xpresikan Komentar sobat disini sesuka hati, sesuai dengan Tuntunan Demokrasi dan tanpa menyakiti siapapun yang tak layak disakiti !!!
No Spam
No Life Link
No Sara
No Teror