Rupanya tidak hanya kalangan elit Israel saja yang berfikir bahwa rencana serangan militer atas Iran adalah tindakan "bodoh", masyarakat awam Israel-pun demikian. Terbukti dengan adanya aksi-aksi demonstrasi menentang rencana serangan atas Iran. Pada tgl 24 Maret lalu misalnya, terjadi aksi demonstrasi menentang perang di Tel Aviv. Dan aksi serupa terulang lagi hari Minggu lalu (12/8).
Membawa spanduk-spanduk berisi kecaman terhadap rencana serangan atas fasilitas nuklir Iran, ratusan demonstran berkumpul di depan rumah dinas Menhan Ehud Barak. Tidak hanya menentang rencana serangan, mereka bahkan menyerukan pengunduran diri Ehud Barak dan PM Benjamin Netanyahu.
Para demonstran menuduh pemerintah Israel telah bertindak ceroboh dan berusaha memaksakan peperangan dengan Iran. Menurut mereka tindakan tersebut akan membawa konsekwensi yang menyakitkan bagi Israel.
Sementara dalam rapat kabinet yang diadakan di Al Quds (Jerussalem) pada hari yang sama, PM Netanyahu mengatakan kepada para menterinya bahwa "semua ancaman di perbatasan tidak ada artinya dibandingkan ancaman dari jauh yang lebih besar cakupan dan ukurannya. Maka saya katakan lagi, Iran tidak boleh dibiarkan untuk memiliki senjata nuklir."
MANTAN PM EHUD OLMERT JUGA KECAM RENCANA SERANGAN
Kalau selama ini penolakan terhadap rencana serangan Israel atas Iran lebih banyak dilakukan oleh kalangan militer dan inteligen, baik para pensiunan maupun yang masih aktif, kali ini mantan PM Ehud Olmert bergabung dalam kelompok penentang serangan.
"Proyek nuklir Iran belum mencapai tingkat yang memaksa Israel untuk melakukan tindakan darurat dalam waktu dekat ini. Semua isu tentang "serangan yang tidak bisa dihindarkan" tampak tidak sesuai dengan kondisi keamanan yang sebenarnya. Saya menyarankan untuk mendengarkan pendapat dari orang-orang yang berkompeten (mengukur kondisi keamanan negara)," kata Olmert dalam sebuah konperensi di utara Israel, Minggu (12/8).
Minggu lalu pimpinan Partai Buruh Israel, Shelly Yechimovich mengatakan kepada para wartawan bahwa langkah-langkah pemerintah terkait masalah Iran adalah sangat mengkhawatirkan.
"Tentu saja pemerintah harus melakukan tindakan. Yaitu jika para pimpinan militer, baik mantan maupun yang masih aktif, mengekspresikan penolakannya terhadap rencana Netanyahu, tidak adanya perhatian terhadap rekomendasi mereka sama dengan tindakan tidak bertanggungjawab," kata Shelly.
Menurut Shelly, menganggap program nuklir Iran sebagai semata-mata ancaman terhadap Israel, adalah sebuah kekeliruan. Selain itu melibatkan diri ke dalam konflik bersama-sama dengan Amerika adalah juga sebuah kekeliruan.
KEHANCURAN EKONOMI
Sikap menolak rencana serangan militer terhadap Iran juga ditunjukkan oleh gubernur bank sentral Israel, Stanley Fischer. Menurut pejabat yang pernah "mengkadali" pemerintah Indonesia dalam Krisis Moneter tahun 1997 kala menjadi pejabat IMF ini, serangan terhadap Iran tidak hanya memicu krisis keamanan namun juga krisis ekonomi.
"Tugas utama setiap negara adalah menjaga keamanan nasionalnya. Adalah mudah untuk memahami bahwa dalam situasi perang yang meluas, keamanan akan sangat sulit untuk dikendalikan. Kita tengah menghadapi krisis besar yang dalam perspektif keamanan adalah sangat mengkhawatirkan," kata Fischer dalam wawancara dengan televisi "Channel 2 News" hari Jum'at (10/8).
Pemerintah Amerika dan Israel berulangkali mengancam Iran dengan serangan militer untuk menghentikan program nuklir Iran yang menurut kedua negara ditujukan untuk membuat senjata nuklir. Iran membantah tuduhan tersebut sebagai "tidak berdasar" dan bersikukuh program nuklirnya untuk tujuan damai sebagaimana negara anggota International Atomic Energy Agency. Para pejabat Iran juga mengancam akan melakukan aksi balasan setimpal pada setiap serangan yang dilancarkan Amerika dan Isreal.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Xpresikan Komentar sobat disini sesuka hati, sesuai dengan Tuntunan Demokrasi dan tanpa menyakiti siapapun yang tak layak disakiti !!!
No Spam
No Life Link
No Sara
No Teror