5 Hal yang Tak Disangka-sangka Bisa Bikin Orang Jatuh Miskin

Bangkrut atau jatuh miskin, adalah hal yang sangat dihindari oleh manusia di negara mana pun. Sayangnya, krisis global yang belum pulih seperti sekarang ini membuat banyak orang gampang jatuh miskin.

Indonesia sendiri mungkin tidak terlalu parah terkena dampak krisis global, tetapi tetap saja kita harus waspada. Sentimen dari dalam negeri, seperti demo buruh yang anarkis, bisa jadi membuat seseorang jatuh miskin dengan cepatnya.

Contohnya, perusahaan asing yang takut karena buruhnya yang 'galak' akhirnya hengkang dari Indonesia. Ujung-ujungnya PHK massal karena tutup pabrik. Bertambah lagi pengangguran dan orang miskin di dalam negeri.
Itu hanya satu contoh, yang mungkin sedikit terlalu ekstrim, tapi memang banyak sekali hal-hal tak terduga yang bisa membuat orang dengan mudahnya jatuh miskin dan bangkrut.
Seperti hasil penelususan detikFinance dari Investopedia, Jumat (8/2/2013), hal-hal berikut ini secara tidak terduga bisa dengan gampang memberi nasib buruk pada keuangan seseorang.

5. Biaya kesehatan atau rumah sakit yang tinggi

Sebuah penelitian di Harvard menyatakan 78% orang di dunia jatuh miskin gara-gara biaya kesehatan atau rumah sakit yang tinggi. Hal kemungkinannya lebih tinggi lagi di negara-negara miskin dan berkembang.
Seperti di Indonesia, 'modal' untuk sehat itu sangat mahal. Apalagi jika tinggal di kota atau desa terpencil yang jumlah tenaga medisnya sangat terbatas. Jika ingin tetap sehat harus ke kota besar, dengan biaya yang tidak sedikit.
Contoh lain jika ada anggota keluarga yang sakit dan tiba-tiba harus operasi, rumah sakit biasanya bisa melakukan operasi dengan pembayaran belakangan. Nah, biayaseperti ini yang biasanya menjerat para keluarga pasien yang akhirnya harus pinjam sana-sini tanpa tahu bagaimana membayarnya nanti, yang penting keluarga sehat dulu.
Untuk bisa menghindari hal ini supaya tidak terjadi, Anda bisa ikut asuransi kesehatan atau, bagi mereka yang tidak suka (tak percaya) asuransi, maka bisa menyiapkan tabungan khusus yang uangnya bisa digunakan sebagai dana darurat.

4. Kehilangan pekerjaan

Sudah barang tentu, ketika Anda kehilangan pekerjaan, maka hilang pula pemasukan Anda. Hal ini bisa jadi sangat berbahaya tehadap kesehatan finansial Anda, apalagi jika tidak punya investasi.
Beberapa di antara Anda mungkin ada yang beruntung, meski kena PHK tapi dapat pesangon. Uang ini bisa dimanfaatkan untuk memulai usaha baru atau modal bertahan hidup sampai punya pekerjaan baru.

Dalam kasus ini, lagi-lagi dana darurat sangatlah vital, terutama jika kena PHK tapi tak dapat pesangon. Jangan sampai Anda berutang lagi sebelum punya penghasilan tetap, terutama jangan pakai kartu kredit.
Jangan sampai hal ini terjadi pada Anda, salah satu untuk menangkalnya adalah punya investasi sejak dini, baik itu dalam bentuk emas batangan, saham, reksa dana, obligasi, dan lain-lain. Sehingga, saat Anda tidak punya penghasilan dari pekerjaan, arus kas Anda masih bisa mengalir.

3. Memakai kartu kredit berlebihan

Jangan lupakan pribahasa terkenal yang kita semua pelajari zaman sekolah dasar, 'Besar Pasar Daripada Tiang'. Ungkapan ini sangat sederhana, tapi juga sangat berguna.

Beberapa orang di Indonesia, bahkan yang sudah lulus SD sekalipun, biasanya lupa sama pribahasa ini. Mereka biasanya belanja lebih banyak dari penghasilannya. Kok bisa? Ada kartu sakti yang diciptakan perbankan, yaitu kartu kredit.
Kartu yang bisa memanjakan penggunanya membeli barang mahal tanpa harus merasa bersalah atas pribahasa 'Besar Pasak Daripada Tiang'. Penggunaan kartu ini sebenarnya sah-sah saja, asal pakai perhitungan dan tidak sembarangan.

Tak pelak, banyak sekali orang Indonesia yang terlilit utang dan akhirnya disatroni debt collector. Ujung-ujungnya aset harus dijual untuk lunasi utang dan jatuh miskin.
Lebih baik utang kartu kredit ini dilunasi secepatnya, jangan hanya membayar batas minimumnya saja. Tapi, lebih baik lagi jangan pernah gunakan kartu kredit sama sekali dan Anda akan terbebas dari utang yang tidak penting.

Sehingga, Anda bisa lebih fokus pada pembayaran yang lebih penting, seperti cicilan rumah, mobil, biaya sekolah anak, simpanan hari tua dan sebagainya.

2. Perceraian

Foto: Investopedia
Jatuh miskin atau bangkrut karena perceraian adalah hal yang harus dihindari semua orang, tak hanya soal bangkrutnya, tapi soal perceraiannya juga kalau bisa jangan sampai terjadi.

Tapi sayangnya, makin hari kasus perceraian makin banyak saja di dunia ini. Hal tersebut juga mulai marak terjadi di Indonesia. Zaman dulu, hanya kalangan artis saja yang kawin-cerai, tapi kini, pria kantoran berumur 30 tahun saja ada yang sudah menikah dua kali.
Salah satu yang menyebabkan seseorang jatuh miskin setelah perceraian adalah pembagian harta gono-gini. Belum lagi biaya untuk menyewa pengacara dan urusan hukum lainnya.

Jika sudah punya anak, meski sudah berpisah dengan pasangan, biaya untuk anak jalan terus. Bahkan setelah Anda menikah lagi dan punya anak lagi dengan pasangan baru, anak lama tidak boleh terabaikan.
Belum lagi biasanya ada biaya yang harus dibayarkan mantan suami kepada mantan istri setiap bulannya, tapi itu tergantung kepiawaian pengacara dan hasil putusan pengadilan.

Moral dari artikel ini, tetap setia terhadap pasangan supaya bisa hidup nyaman bersama sampai akhir hayat. Jangan sampai sudah cinta kandas di tengah jalan, jatuh miskin pula.

1. Bencana alam

Foto: Investopedia
Poin terakhir dalam artikel ini memang tidak bisa dihindari, apalagi jika bencana yang terjadi sangat dahsyat dan menghancurkan semua aset yang Anda punya, seperti banjir, angin topan, tsunami dan lain-lain.

Bagaimana dengan asuransi? Kan bisa menutup semua kerugian. Salah, tidak semua asuransi meng-cover klaim akibat bencana alam, bahkan hanya sedikit yang bisa. Kecuali Anda ikut asuransi khusus bencana alam.

Kemungkinan terburuk, Anda bisa kehilangan semuanya tanpa harta sepeser pun. Tidak ada tempat tinggal dan bisa kehilangan pekerjaan juga. Punya investasi dan tabungan di bank bisa jadi penyelamat Anda jika terjadi bencana seperti ini.
Sumber